Belajar berkompetisi.
Ingat tulisan saya tentang "Pentingnya Kejuaraan Usia Dini?". Hari-hari ini saya menemukan antusiasme para orang tua mengantarkan anak-anaknya berlomba. Dan tentunya anak-anaknya juga menikmati jalannya kompetisi.
Apa saja manfaat dari berkompetisi?
1. Meningkatkan Motivasi, pembelajaran dan kreativitas.
Dengan memulai kompetisi pada Usia dini maka kita sedang mengajarkan anak untuk belajar merasakan menang dan kalah. Tentunya dengan merasakan menang dan kalah akan memotivasi anak untuk memberikan performa terbaiknya.
Jika anak kalah setidaknya si anak sedang belajar mengevaluasi kekurangannya. Dan berlatih lebih giat. Jika anak menang, mereka sedang belajar memahami bahwa jika mereka berlatih dengan benar maka mereka akan memenangkan kejuaraan tersebut.
Sejatinya mereka sedang mengukur keahlian masing-masing dan berusaha untuk meningkatkan performanya. Dengan berkompetisi pada usia dini, juga sedang mengajarkan si anak untuk belajar melihat peluang dan memberi ruang kepada anak untuk berkreasi dan menangkap banyak peluang pada saat berkompetisi.
2.Belajar untuk Percaya diri
Berdasarkan pengalaman saya melatih anak usia dini, seringkali saya menemukan si anak ragu untuk melakukan instruksi pelatih, atau bahkan ragu untuk melakukan sesuatu saat ada peluang. Karena mereka lebih takut salah. Padahal secara kemampuan mereka lebih dari mampu.
lalu harus bagaimana? Biasanya saya akan memberikan sebuah intruksi gerakan pada si anak dengan pengulangan yang yang sering. yang disetiap pengulangan saya akan melakukan koreksi sembari mengingatkan si anak untuk jangan ragu melakukan gerakan dalam latihan, dan jangan takut salah. Karena kesalahan merupakan bagian dari latihan agar ketika berkompetisi si anak sudah paham apa yang harus dilakukan tanpa perlu banyak koreksi.
Dengan meyakinkan mereka bahwa mereka mampu akan membantu mengembangkan rasa percaya diri mereka. sehingga mereka dapat yakin melakukan tugas mereka di arena.
lalu bagaimana jika mereka melakukan kesalahan dalam lomba?
Ingatlah bahwa kompetisi Usia dini merupakan pembelajaran tidak hanya bagi anak. tapi juga bagi kita orang tua. Bukan menuntut anak untuk menang. tapi membantu mereka menikmati kompetisi. Karena Sejatinya .kompetisi ada untuk dinikmati.
Bagi kita orang tua performa anak merupakan sebuah kebanggaan. tapi disitu kitapun sedang diuji untuk tetap sportif dan menghargai usaha anak apapun hasilnya. dan belajar untuk mengontrol kata kita saat mendampingi anak di arena. tidak jarang ketika kita orang tua tidak puas dengan jalannya kompetisi kita jadi terkesan mengintimidasi lawan dari si anak dengan kata-kata. Padahal sebenarnya tugas kita orang tua dan pelatih adalah mendampingi dan memberikan kenyamanan bagi si anak saat berlomba.
Tidak jarang saya temukan beberapa atlet usia dini merasa kecewa dan cenderung secara mental down karena kata-kata orang dewasa dari pinggir lapangan.
Please be wise. kata -kata kita dari pinggir lapangan akan selalu tertanam dalam pemikiran anak-anak usia dini ini.
jadi yuk kita jadi supporting sistem yang baik tidak hanya bagi anak kita tapi juga bagi atlet usia dini lainnya.
3. Belajar menghargai diri sendiri dan orang lain.
nah ini tidak hanya si anak yang belajar tapi kita juga sebagai pendamping belajar menghargai usaha anak dan juga mengajarkan mereka untuk menghargai orang lain dan diri sendiri.
Saya memulai dengan hati-hati dengan ekspektasi kita. tidak jarang ekspektasi kita tidak berbanding lurus dengan kemampuan si anak. sehingga kita seringkali terkesan menekan si anak. Maka dalam hal ini kita perlu bijak dan berkonsultasi dengan pelatih atau orang yang kompeten untuk melihat sampai dimana kemampuan anak. agar ekspektasi kita bisa sejalan dengan kemampuan anak.
Setiap anak punya peluang yang sama untuk berhasil, yang membedakan adalah prosesnya. ada yang dapat menangkap dengan cepat, namun ada juga yang membutuhkan waktu dalam melakukan instruksi pelatih. maka dibutuhkan kesabaran dari semua pihak untuk mendampingi si anak.
Percayalah anak anda itu unik dan memiliki kelebihannya maing-masing. maka tugas kita adalah mengarahkan si anak sesuai dengan potensinya. Dengan begitu kita sedang belajar menghargai usaha si anak dan juga mengajarkan mereka untuk menghargai diri mereka sendiri.
Contoh sederhana, Puji anak anda jika mereka berhasil melakukan sesuatu namun jangan berlebihan. Dan Ucapkan selamat dan dukungan ketika anak anda belum berhasil. Ini akan membantu mereka untuk tetap berjiwa besar ketika mereka ada di sebuah kompetisi.
4. Belajar bekerja sama
Dengan memberikan kesempatan mereka mengikuti mengikuti sebuah kompetisi. Tanpa sadar kita sedang mengajarkan mereka untuk bekerja sama. Hari-hari ini kita sering menemukan anak yang tenggelam dalam dunianya sendiri. Cenderung menjadi pribadi yang egois bukan?
Dengan adanya sebuah kompetisi, si anak sedang belajar menurunkan egonya dan belajar bekerja sama dalam tim. Dimana si anak sedang belajar untuk berkomunikasi secara aktif dan percaya pada rekan timnya.
Kita sedang menanamkan pemikiran jika mereka bekerja sama maka itu salah satu cara untuk memenangkan sebuah kompetisi. dan tentunya dengan belajar bekerja sama mereka akan lebih adaptif dikemudian hari dengan berbagai macam tim yang menunggu mereka nantinya.
Kita sebagai supporting sistem tentunya akan bangga jika hasil kompetisi si anak baik. Namun jangan sampai supoort yang kita berikan malah membuat anak stress dan frustasi pada akhirnya justru tidak menyukai kompetisi tersebut.
Dengan mengajarkan anak untuk berkompetisi sejak dini, kita sedang mengajarkan anak untuk menerima kekuangan dan kelebihan dirinya sendiri dan orang lain. Ketika mereka sudah memahaminya maka si anak tidak akan takut berkompetisi dan lebih sportif.
Jadi apakah kita siap jadi support sistem terbaik bagi anak kita?