Menunda Pernikahan? why?

By. serafianelies - 25 Mar 2024

Bagikan:
img

beberapa waktu lalu, saat akan berangkat bekerja saya mendengarkan siaran radio fav. dan Topik yang dibahas saat itu adalah "Tingginya angka muda-mudi yang belum menikah sampai usia 30 Tahun keatas". 

 

dan juga ada nih artikel di Tahun 2023, Yang menuliskan bahwa tingkat perceraian di Indonesia juga meningkat sebanyak 75%. 

 

Oke fenomena sosial ini jadi menarik ya. Menarik karena dibalik angka perceraian tinggi juga diikuti Fenomena penundaan pernikahan bagi anak-anak muda. Muncul sebuah pertanyaan

" apakah angka perceraian tinggi juga menjadi penyebab anak-anak muda menunda pernikahan?"

Jawabannya bisa ya dan bisa tidak. 

 

ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang menunda untuk menikah. Selain faktor trauma yang bisa jadi karena hubungan di masa lalu. ataupun karena melihat hubungan Rumah Tangga sekelilingnya yang tidak baik-baik saja. Di media sosial juga ditemukan banyak berita tentang perselingkuhan sampai akhirnya berujung pada perceraian. hal ini mau tidak mau menjadi salah satu pertimbangan seseorang dalam memutuskan untuk menikah. 

 

Faktor berikutnya adalah soal Ekonomi. tahu gak sih Badan Pusat Statistik merelease bahwa angka Pernikahan di Indonesia tahun 2023 turun dibawah angka 1,6 Juta pasangan. Dan yang memicu hal tersebut adalah Faktor ekonomi. seringkali yang menjadi topik hangat adalah tingginya biaya pernikahan dan kebutuhan pasca menikah dan ini yang menjadi hambatan bagi pasangan yang ingin menikah (Mike Rini). kaum muda saat ini lebih melek finansial sehingga banyak yang memilih mengejar karir dan ekonomi yang stabil terlebih dahulu baru menikah. Karena mereka sadar akan kebutuhan ekonomi yang menyangkut biaya Rumah Tangga sampai dengan kebutuhan sekolah anak dikemudian hari menjadi pertimbangan. 

 

Faktor Prioritas hidup juga menjadi salah satu alasan seseorang menunda pernikahan. Karena masih ingin mengejar karir, bersekolah lagi sampai membangun usaha sampai mapan. Kemandirian seseorang utamanya perempuan dan prioritas hidup juga mempengaruhi. Selain itu seseorang yang sedang meniti karir dan melanjutkan sekolah cenderung beranggapan bahwa single itu lebih mudah untuk mengejar cita-citanya. 

 

Faktor Mental, banyak juga di media sosial kita dengar adanya KDRT, ataupun kekerasan lain dalam sebuah hubungan. Sering juga kita dengar Toxic Relationship. Hal ini juga menjadi pertimbangan. “Mental yang belum siap, karena untuk membangun rumah tangga tentu diperlukan mental yang kuat untuk menghadapi berbagai macam situasi dan kondisinya,” (Andy). maka memutuskan menikah juga menuntut kesiapan mental. baik untuk diri sendiri, pasangan dan juga bagi keluarga besar. 

 

Saya Setuju bahwa menikah adalah Ibadah. Namun dalam perjalanannya dibutuhkan juga memerlukan pertimbangan - pertimbangan tertentu dan tentunya kesiapan secara Psikis dan tentunya ekonomi. Walaupun ada yang bilang kalau Rejeki ketika menikah itu ada saja, namun alangkah baiknya bisa dipersiapkan terlebih dahulu. 

 

Kembali lagi menikah merupakan keputusan besar bagi seseorang, sudah sewajarnya di pikirkan dan direncanakan dengan matang. Jangan terpengaruh karena lingkungan, maupun kata orang. Karena Menikah adalah tentang bahagiamu dan Hidupmu.  (Usanelies) 
 





Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp