Atlet itu Bukan Pekerjan Melainkan Pengorbanan

By. serafianelies - 11 Dec 2023

Bagikan:
img

@Usanelies-Profile

Jadi atlet itu kadang rasanya ada dan tiada. Dirasa ada ketika Prestasi sedang diatas, atau di sebuah kejuaraan besar demi sebuah medali. dan Kadang Tiada jika sudah bersinggungan dengan Cedera atau like or dislike di dalam organisasi. 

 

Berapa banyak atlet yang pada akhirnya Hilang "gairah" di arena hanya karena kecewa dengan sikap atau kebijakan di arena. Berapa banyak atlet yang "dipaksa" menyerah oleh sebuah aturan. Atau Banyak atlet yang "terpaksa" mundur karena cedera yang tidak kunjung sembuh. 

Jadi atlet itu memang bukan "pekerjaan" tapi Pengorbanan.

Profesionalitas di Arena jadi penting, Tak peduli seberapa sakitnya dirimu. Seberapa Kecewanya kami, Seberapa marahnya kami. Ketika berada di Arena Kami Dituntut untuk Mengeksekusi Kejuaraan tersebut tanpa kesalahan. Yang tentu saja jika menang banyak pihak yang mengakui. Namun ketika kalah itu adalah Urusan kami sendiri. 

 

Membentuk mental Juara seperti yang digaungkan tidak semudah membaca atau menulis kata tersebut.Melainkan butuh melewati banyak proses, sampai MENTALMU TIDAK TERKALAHKAN. Lucu ya kadang, kalau dipikir Kok mau bangun subuh, Latihan sehari bisa 3-4 kali belum termasuk Rehabilitasi jika diperlukan. Stress yang bisa berimbas pada nafsu makan, atau rela diet ketat demi Berat badan ideal di kelasnya. Rela meninggalkan makanan enak demi diet sehat sebagai penunjang Latihan. GILA Semuanya, Semuanya GILA. 

Tapi itulah arti Pengorbanan Demi sebuah prestasi.

Aneh rasanya jika kami sudah memutuskan tapi tidak berkomitmen dan mendisiplinkan diri. Aneh jika sudah sampai di titik ini lalu kami menyerah bukan? Ya, Demi sebuah medali kami Mengorbankan banyak hal. Tapi Saya yakin jika ada bertanya pada para atlet hari ini mereka akan menjawab "Kami Bangga dengan Perjuangan kami". 

 

Well, Kembali saya memang menekankan pada diri saya semasa saya masih menjadi atlet bahwa, " Saya dilatih untuk memberikan Prestasi bukan Klarifikasi". Tapi ketika saya Harus Mengklarifikasi maka saya harus menyediakan solusi atas apa yang saya kritisi. Kenapa itu jadi Penting? 
Karena saya belajar bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan, dan katakan. Saya belajar menghargai dan menghormati Lintasan/ arena yang membesarkan nama saya. Saya belajar mengamati setiap kekurangan dan memperbaiki dengan memberikan solusi dan evaluasi bagi Organisasi dan tempat dimana saya berkarier. 

 

Jangan jadi atlet yang kritis namun tanpa solusi karena pada akhirnya itu dapat dianggap angin lalu. Namun ketika kita mengkritisi dengan sebuah solusi maka pendapatmu akan dihargai. Bagaimana Jika tidak berjalan sesuai rencana? Maka Fokuslah pada tujuan awalmu, Fokuslah pada Komitmenmu untuk berprestasi.Loyalitasmu tidak dapat dihargai hanya dengan Nominal. Tapi Loyalitas adalah Sikap. Sikapmu untuk Bangga atas apa yang kamu lakukan hari ini, Kebanggaanmu akan Daerahmu dan Negaramu, Dan Kebanggaanmu Atas Prestasimu Hari ini. 

Namun Prestasi atlet juga memerlukan dukungan sekitar.

Butuh banyak pihak untuk terus mendorong si atlet untuk tetap berprestasi. istilah saya Manusiakan atletnya supaya atlet juga Jadi terpacu untuk memberikan prestasi. Beberapa bulan terakhir bahkan jaman saya masih jadi atlet sudah menjadi cerita berulang  "Gaji atlet terlambat", "Bonus atlet Dipotong', "Hak atlet tidak tersampaikan dengan baik", dan masih banyak lagi. Pertanyaan besar bagi kita bersama , "apa iya kita mau terus menerus begini tanpa dipikir bersama solusinya?". 

 

Saya paham mengurus atlet tidak mudah, tapi bisa kok kita buka pintu dialog yang baik antara keduanya. Atlet butuh diurus, dan Pengurus pun butuh atletnya berprestasi mengapa tidak kita berjalan berdampingan?  Saya tidak sedang mengkritisi tapi saya hanya mengajak kita berdialog dan berpikir bersama. Apa yang bisa kita lakukan sebagai atlet dan bagaimana kita melakukan hal-hal lain untuk mendukung Para Atlet dalam mencapai prestasi terbaiknya. 

Tidak ada organisasi yang sempurna. Tapi justru dengan begitu kita bisa belajar bersama. Belajar menghargai Sebuah Proses, Belajar menghargai Para Atlet dan Belajar menghargai orang-orang yang dengan sepenuh hati mengulurkan tangan bahkan waktu untuk menunjang prestasi si Atlet. 

Mengakhiri Tulisan ini, 
Prestasi tidak hanya karena Usaha Seorang Atlet saja. Melainkan Prestasi lahir dari Komitmen dan Kedisiplinan Atlet, Kebesaran Hati Seorang Pelatih untuk mendengarkan, dan Kerja keras bersama semua pihak untuk memberikan dukungan terbaiknya. 





Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp